Snippet
Showing posts with label motivasi eksternal. Show all posts
Showing posts with label motivasi eksternal. Show all posts
"Jika seseorang diberi tanggung jawab untuk menjadi penyapu jalan, ia harus melakukan tugasnya seperti apa yang dilakukan oleh pelukis Michelangelo, atau seperti Beethoven mengkomposisikan musiknya, atau seperti Shakespeare menulis sajaknya. Ia harus menyapu jalan sedemikian baiknya, sehingga semua penghuni surga dan bumi berhenti sejenak dan berkata, di sini hidup seorang penyapu jalan jempolan yang melakukan tugasnya dengan baik".

- Martin Luther King -
Pada suatu hari, nampak tiga orang tukang batu yang sedang bekerja keras membangun suatu bangunan. Tukang pertama, yang berada di paling ujung ditanya, "Apa yang sedang anda kerjakan, dan bagaimana perasaan anda melakukan kerja ini ?" Dia menjawab "Saya sedang menata batu-batu ini menjadi sebuah tembok. Malas juga sebenarnya melakukan kerja in9+i. Kalau ada pekerjaan lain yang lebih enak, secepatnya saya akan pindah".
Tukang kedua, yang berada di sebelahnya juga ditanya pertanyaan yang sama, dan dia menjawab dengan bersungut-sungut "Saya melakukan suatu tugas senilai 5 dollar sejam. Dengan tugas seberat ini dan kami harus melakukannya sepanjang hari, seharusnya kami digaji dua kali lipat. Kami merasa hanya sebagai sapi perah, dipaksa bekerja keras, dan nantinya mereka yang mendapatkan hasil paling banyak .....".
Tukang ketiga, dengan pertanyaan yang sama pula, menjawab "Saya sedang menjadi bagian dari suatu sejarah, di mana setiap detil dari bangunan ini akan saya sentuh sehingga menjadi sempurna. Kelak, apabila bangunan ini sudah jadi, saya akan mengajak anak saya berjalan-jalan di depannya, dan bisa berkata dengan bangga pada anak saya, bahwa dibalik bangunan megah ini, ada sentuhan dari ayahnya yang membuatnya menjadi sempurna ........"Menarik untuk mengambil makna dari cerita diatas. Jika cerita tersebut ditarik ke dalam kehidupan karir anda, tukang batu yang manakah yang mirip dengan situasi anda saat ini ?

Tipe tukang pertama, adalah mereka yang diistilahkan sebagai OPERATOR. Mereka akan menjalankan tugas berdasarkan apa yang diperintahkan oleh atasan, tapi tidak pernah berpikir apa tujuan yang ingin dicapai dari apa yang mereka lakukan tersebut.
Tipe tukang kedua, diistilahkan sebagai MONEY-ACTION VALUATOR, di mana mereka selalu menilai apa yang mereka kerjakan dengan sejumlah uang. Seringkali orang-orang seperti ini mengeluh tentang kecilnya penghasilan mereka dibanding dengan kerja yang mereka lakukan, tanpa mereka mau melakukan perbaikan.

Dan tipe ketiga, adalah seorang VISIONER, dimana mereka bisa melihat ke depan, manfaat besar apa yang bisa mereka raih dari hal-hal kecil yang mereka lakukan saat ini. Sebagai seorang profesional misalnya, kita mempunyai banyak rekan kerja yang sama dengan kita. Tapi MAKNA dari pekerjaan yang kita lakukan setiap hari, akan menggerakkan ATTITUDE kita, dan memberikan HASIL yang berbeda dalam jangka panjang. Pertanyaan penting sebelum anda memulai perjalanan karir anda menuju sukses adalah, apakah pekerjaan yang anda lakukan sekarang merupakan pekerjaan yang anda dambakan dan senangi ? Adakah rasa bangga terhadap apa yang anda kerjakan sekarang ? Jika tidak, maka hanya ada dua pilihan, yaitu berusaha untuk mencintainya, atau keluar dari pekerjaan
anda sekarang dan mencari pilihan karir lain yang sesuai dengan keinginan anda. Jika anda memaksakan bekerja di bidang yang membuat anda merasa tertekan sepanjang hari, hanya karena tidak ada perusahaan lain yang mau menerima anda, maka bersiaplah untuk menderita lebih lama lagi.

Bagaimana jika kita bekerja karena uang, bukankah memang uang adalah salah satu pendorong kita bekerja ? Memang benar. Tapi kita juga perlu menyadari bahwa uang adalah HASIL AKHIR dari suatu tindakan yang kita lakukan sebelumnya. Yang perlu kita renungkan disini adalah bagaimana attitude kita dalam melakukan tindakan sehari-hari, sebelum kita menerima upah kita di akhir bulan. Jika kita hanya menyukai uangnya, bukan pekerjaannya, maka kita akan dengan mudah menyerah dan mungkin mencoba-coba mencari lowongan baru jika merasa sudah mentok, atau ada halangan yang menghadang di depan.

Orang-orang yang mencintai pekerjaannya, selalu mencari tantangan baru di dalam karirnya. Jika mereka merasa tantangan mereka di kantor sudah mentok, barulah mereka mencoba mencari hal-hal baru yang bisa ditingkatkan dari profesi mereka. Sayang sekali memang, jumlah orang seperti ini tidak begitu banyak. Kualitas orang seperti ini begitu menonjol dibanding rekan-rekannya, bahkan kualitasnya seringkali terdengar hingga keluar perusahaan. sehingga tidak mengherankan jika banyak perusahaan lain yang juga tertarik dan berusaha membajaknya untuk pindah ke tempat lain. Dan mereka pun jika akhirnya mau
berpindah, bukan hanya karena iming-iming uang yang menggiurkan, tapi karena mereka juga melihat kesempatan di tempat lain dimana mereka mempunyai peluang untuk menjawab tantangan yang lebih besar.

Akhir kata, cobalah untuk melihat ke dalam diri anda saat ini. Apakah makna pekerjaan bagi anda saat ini ? Dan termasuk type manakah cara kerja anda, operator, money-action valuator, ataukah visioner ? Belum terlambat untuk mulai berubah dan mencintai pekerjaan anda, serta melakukan yang terbaik demi kesuksesan karir anda ke depan. Sukses

download__Arti Sebuah Peran.doc
PUTRA SAMPOERNA( The Gambler a.k.a risk taker)
________________________________________

Sampoerna, pengusaha Indonesia kelahiran Schidam, Belanda, 13 Oktober 1947. Dia generasi ketiga dari keluarga Sampoerna di Indonesia. Adalah kakeknya Liem Seeng Tee yang mendirikan perusahaan rokok Sampoerna. Putera merupakan presiden direktur ketiga perusahaan rokok PT. HM Sampoerna itu. Dia menggantikan ayahnya Aga Sampoerna.
Kemudian, pada tahun 2000, Putera mengestafetkan kepemimpinan operasional perusahaan (presiden direktur) kepada anaknya, Michael Sampoerna. Dia sendiri duduk sebagai Presiden Komisaris PT HM Sampoerna Tbk, sampai saham keluarga Sampoerna (40%) di perusahaan yang sudah go public itu dijual kepada Philip Morris International, Maret 2005, senilai Rp18,5 triliun.

Pria penggemar angka sembilan, lulusan Diocesan Boys School, Hong Kong, dan Carey Grammar High School, Melbourne, serta University of Houston, Texas, AS, itu sebelum memimpin PT HM Sampoerna, lebih dulu berkiprah di sebuah perusahaan yang mengelola perkebunan kelapa sawit milik pengusaha Malaysia. Kala itu, dia bermukim di Singapura bersama isteri tercintanya, Katie, keturunan Tionghoa warga Amerika Serikat.
Dia mulai bergabung dalam operasional PT. HM Sampoerna pada 1980. Enam tahun kemudian, tepatnya 1986, Putera dinobatkan menduduki tampuk kepemimpinan operasional PT HAM Sampoerna sebagai CEO (chief executive officer) menggantikani ayahnya, Aga Sampoerna.

Namun ruh kepemimpinan masih saja melekat pada ayahnya. Baru setelah ayahnya meninggal pada 1994, Putera benar-benar mengaktualisasikan kapasitas kepemimpinan dan naluri bisnisnya secara penuh. Dia pun merekrut profesional dalam negeri dan mancanegara untuk mendampinginya mengembangkan dan menggenjot kinerja perusahaan.
Sungguh, perusahaan keluarga ini dikelola secara profesional dengan dukungan manajer profesional. Perusahaan ini juga go public, sahamnya menjadi unggulan di bursa efek Jakarta dan Surabaya. Ibarat sebuah kapal yang berlayar di samudera luas berombak besar, PT HM Sampoerna berhasil mengarunginya dengan berbagai kiat dan inovasi kreatif.

Tidak hanya gemilang dalam melakukan inovasi produk inti bisnisnya, yakni rokok, namun juga berhasil mengespansi peluang bisnis di segmen usaha lain, di antaranya dalam bidang supermarket dengan mengakuisi Alfa dan sempat mendirikan Bank Sampoerna akhir 1980-an.
Di bisnis rokok, HM Sampoerna adalah pelopor produk mild di tanah air, yakni rokok rendah tar dan nikotin. Pada 1990-an, itu Putera Sampoerna dengan kreatif mengenalkan produk rokok terbaru: A Mild. Kala itu, Putera meluncurkan A Mild sebagai rokok rendah nikotin dan �taste to the future�, di tengah ramainya pasar rokok kretek. Kemudian perusahaan rokok lain mengikutinya

Dia memang seorang pebisnis visioner yang mampu menjangkau pasar masa depan. Berbagai langkahnya seringkali tidak terjangkau pebisnis lain sebelumnya. Dia mampu membuat sensasi (tapi terukur)dalam dunia bisnis. Langkahnya yang paling sensasional sepanjang sejarah sejak HM Sampoerna berdiri 1913 adalah keputusannya menjual seluruh saham keluarga Sampoerna di PT HM Sampoerna Tbk (40%) ke Philip Morris International, Maret 2005.
Keputusan itu sangat mengejutkan pelaku bisnis lainya. Sebab, kinerja HM Sampoerna kala itu (2004) dalam posisi sangat baik dengan berhasil memperoleh pendapatan bersih Rp15 triliun dengan nilai produksi 41,2 miliar batang. Dalam posisi ketiga perusahaan rokok yang menguasai pasar, yakni menguasai 19,4% pangsa pasar rokok di Indonesia, setelah Gudang Garam dan Djarum.

Putera Sampoerna, mengguncang dunia bisnis Indonesia dengan menjual seluruh saham keluarganya di PT HM Sampoerna senilai Rp18,5 triliun, pada saat kinerjanya baik.
Mengapa Putera melepas perusahaan keluarga yang sudah berumur lebih dari 90 tahun ini? Itu pertanyaan yang muncul di tengah pelaku bisnis dan publik kala itu.
Belakangan publik memahami visi Tokoh Bisnis Paling Berpengaruh 2005 versi Majalah Warta Ekonomi ini ((Warta Ekonomi 28 Desember 2005). Dia melihat masa depan industri rokok di Indonesia akan makin sulit berkembang. Dia pun ingin menjemput pasar masa depan yang hanya dapat diraihnya dengan langkah kriatif dan revolusioner dalam bisnisnya. Secara revolusioner dia mengubah bisnis intinya dari bisnis rokok ke agroindustri dan infrastruktur.

Pada awal 2006, dikabarkan bahwa Putera, yang dikenal menggemari judi, telah menjadi pemilik perusahaan judi raksasa yang bermarkas di Gibraltar, Mansion. Pada saat yang sama, Mansion dilaporkan akan menggantikan Vodafone sebagai sponsor klub sepak bola Manchester United selama empat tahun dalam kontrak senilai 60 juta poundsterling, namun kontrak tersebut kemudian dibatalkan. Kemudian beralih menjadi sponsor klub sepak bola Liga Inggris lainnya Totenham Hotspur sejak musim 2006-2007. Selain itu, Putera Sampoerna juga membeli kasino Les Ambassadeurs di London dengan harga 120 juta poundsterling.

________________________________________
Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan bisa di jadikan sebagai motivasi dan inspirasi buat kita semua untuk menggapai mimpi besar yang telah menanti.
umur 12 tahun masi tetep duduk di kelas 2 SD)
Bagi Ciputra, perintis pengembang properti nasional sekaligus pembangun lebih dari 20 kota satelit di seluruh Indonesia,dan beberapa di luar negri pengalaman hidup susah sejak kecil adalah pemicu kesuksesannya.
Masa kanak Ciputra sendiri cukup sengsara. Lahir dengan nama Tjie Tjin Hoan di Parigi, Sulawesi Tengah, ia anak bungsu dari tiga bersaudara. Dari usia enam sampai delapan tahun, Ci diasuh oleh tante-tantenya yang "bengis". Ia selalu kebagian pekerjaan yang berat atau menjijikkan, misalnya membersihkan tempat ludah. Tetapi, tiba menikmati es gundul (hancuran es diberi sirop), tante-tantenyalah yang lebih dahulu mengecap rasa manisnya. Belakangan, ia menilainya sebagai hikmah tersembunyi. "Justru karena asuhan yang keras itu, jiwa dan pribadi saya seperti digembleng," kata Ciputra.
Illustrasi
Sebagai bungsu dari 3 bersaudara, Ciputra kecil harus bergelut dengan berbagai pekerjaan untuk mencari uang membantu sang ibu yang berjualan kue. Ciputra yang mengaku sangat bandel dan nakal sejak kecil, juga harus berjalan kaki tanpa alas kaki sejauh 7 kilometer ke sekolah setiap hari. Kenakalan Ciputra terlihat dari sifatnya yang seenaknya sendiri. Saat disuruh belajar bahasa Belanda, Jepang atau China, dia malas. Dia hanya mau belajar bahasa yang dianggapnya akan berguna baginya, yaitu bahasa Indonesia. Akibatnya, saat usia 12 tahun dia masih di kelas 2 SD karena berkali-kali tinggal kelas.
Pada usia 12 tahun, Ciputra menjadi yatim. Oleh tentara pendudukan Jepang, ayahnya, Tjie Siem Poe, dituduh anti-Jepang, ditangkap, dan meninggal dalam penjara. "Lambaian tangan Ayah masih terbayang di pelupuk mata, dan jerit Ibu tetap terngiang di telinga," tuturnya sendu. Sejak itu, ibunyalah yang mengasuhnya penuh kasih. Sejak itu pula Ci harus bangun pagi- pagi untuk mengurus sapi piaraan, sebelum berangkat ke sekolah.
Atas jerih payah ibunya, Ciputra berhasil masuk ke ITB dan memilih Jurusan Arsitektur. Pada tingkat IV, ia, bersama dua temannya, mendirikan usaha konsultan arsitektur bangunan -- berkantor di sebuah garasi. Saat itu, ia sudah menikahi Dian Sumeler, yang dikenalnya ketika masih sekolah SMA di Manado. Setelah Ciputra meraih gelar insinyur, 1960, mereka pindah ke Jakarta, tepatnya di Kebayoran Baru. ``Kami belum punya rumah. Kami berpindah-pindah dari losmen ke losmen,`` tutur Nyonya Dian, ibu empat anak. Tetapi dari sinilah awal sukses Ciputra.
Ketika mula didirikan, PT Pembangunan Jaya cuma dikelola oleh lima orang. Kantornya menumpang di sebuah kamar kerja Pemda DKI Jakarta Raya. Kini, 2o-an tahun kemudian, Pembangunan Jaya Group memiliki sedikitnya 20 anak perusahaan dengan 14.000 karyawan. Namun, Ir. Ciputra, sang pendiri, belum merasa sukses. ``Kalau sudah merasa berhasil, biasanya kreativitas akan mandek,`` kata Dirut PT Pembangunan Jaya itu.
ada tahun 1997 terjadilah krisis ekonomi. Krisis tersebut menimpa tiga group yang dipimpin Ciputra: Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Namun dengan prinsip hidup yang kuat Ciputra mampu melewati masa itu dengan baik. Ciputra selalu berprinsip bahwa jika kita bekerja keras dan berbuat dengan benar, Tuhan pasti buka jalan. Dan banyak mukjizat terjadi, seperti adanya kebijakan moneter dari pemerintah, diskon bunga dari beberapa bank sehingga ia mendapat kesempatan untuk merestrukturisasi utang-utangnya. Akhirnya ketiga group tersebut dapat bangkit kembali dan kini Group Ciputra telah mampu melakukan ekspansi usaha di dalam dan ke luar negeri.
Ciputra World
Ciputra telah sukses melampaui semua orde; orde lama, orde baru, maupun orde reformasi. Dia sukses membawa perusahaan daerah maju, membawa perusahaan sesama koleganya maju, dan akhirnya juga membawa perusahaan keluarganya sendiri maju. Dia sukses menjadi contoh kehidupan sebagai seorang manusia. Memang, dia tidak menjadi konglomerat nomor satu atau nomor dua di Indonesia, tapi dia adalah yang TERBAIK di bidangnya: real estate.

Universitas Ciputra-Surabaya
Pada usianya yang ke-75, ketika akhirnya dia harus memikirkan pengabdian masyarakat apa yang akan ia kembangkan, dia memilih bidang pendidikan. Kemudian didirikanlah sekolah dan universitas Ciputra. Bukan sekolah biasa. Sekolah ini menitikberatkan pada enterpreneurship. Dengan sekolah kewirausahaan ini Ciputra ingin menyiapkan bangsa Indonesia menjadi bangsa pengusaha.

Prinsip Ciputra
�Saya sejak dulu terus belajar, termasuk dari pengalaman. Sekarang prinsip Ciputra, kalau orang punya tanah kita ajak kongsi. Dia punya tanah kita bangun infrastruktur. Kalau dulu, dia punya tanah kita beli, keuntungan saya pegang sendiri. Saya tidak mau lagi begitu. Kita kongsi, sehingga keuntungan kita bagi sama-sama. Jujur dalam berbisnis supaya mendapat berkah. Berkah itu penting bagi kita. Anda akan mendapatkan berkah kalau Anda mempunyai kejujuran. Jika tidak, Anda hanya akan bekerja sia-sia saja�.

Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan bisa di jadikan sebagai motivasi dan inspirasi buat kita semua untuk menggapai mimpi besar yang telah menanti.
________________________________________
download__CIPUTRA.doc
Jam 8 malam. Sudah cukup lama aku berkutat dengan pekerjaanku. Aku bersiap-siap untuk meninggalkan kantor. Dengan enggan kuangkat tas berat itu ke pundakku. Beban yang menekan di pundakku terasa begitu mengganggu, tapi aku memang harus membawa tas ini.

Di perjalanan pulang, aku mengendarai sepeda motorku masih dengan konsentrasi pada tas yang membebani pundakku.

Seorang anak kecil menyeberang dengan sepedanya tanpa melihat ke kiri dan ke kanan. Huh, aku memaki dalam hati. Kecil kecil sudah menyebalkan, gimana gedenya nanti.

Aku melanjutkan perjalanan masih dengan sejuta omelan dalam hati. Ingin rasanya cepat sampai di rumah, supaya aku bisa beristirahat.

Suara klakson yang berbunyi nyaring mengagetkan aku dari lamunanku. Kulirik spion dan kulihat seorang anak muda dengan mobil mewahnya membunyikan klakson dengan nada tak sabar.

Huh, kenapa sih dengan orang-orang ini? Emangnya dia nggak lihat kalau jalanan emang lagi macet? Emangnya dikira enak membawa tas seberat ini?

Ketika sampai di rumah, ternyata perasaan nyaman yang kuimpikan tak dapat kutemui. Suasana hiruk pikuk keluargaku terasa seperti dentuman-dentuman keras di kepalaku.

Lagi-lagi aku memaki dalam hati. Aku capek. Aku ingin istirahat. Berat sekali yang harus aku angkat. Kenapa sih nggak ada yang mau mengerti?

Malam hari. Akhirnya aku memperoleh ketenangan. Aku bisa tidur dan beristirahat. Tapi tas besar dan berat ini terasa mengganggu sekali. Aku tak bisa tidur. Tapi aku tak bisa melepaskannya. Aku kesal.

"Bapa, kenapa sih berat sekali? Sungguh-sungguh sangat mengganggu... " Aku mengeluh sambil meneteskan air mata.

"Mengapa engkau tidak meletakkan tas itu anakKu?"

"Tapi aku tak bisa Bapa"

"Kenapa?"

"Lihatlah, semua tas ini berlabelkan tanggung jawab. Semua harus aku bawa setiap saat, aku tak bisa meletakkannya. Tas hitam yang paling besar ini, lihat tulisan di depannya, PEKERJAAN. Semua tanggung jawab pekerjaanku ada di dalamnya. Lalu yang coklat ini, KELUARGA. Aku juga tak bisa meletakkannya. Semuanya adalah bebanku. Dan yang biru ini, PELAYANAN. Engkau tentu tak ingin aku meletakkannya bukan?"

Aku berusaha menjelaskan.

Bapaku yang baik hanya tersenyum, lalu mendekatiku. "Kemarilah, Aku ingin melihatnya." Ia melihat tas hitam besar yang kuletakkan di pundakku.

"AnakKu, engkau dapat meletakkan tas ini. Ini memang tanggung jawab pekerjaanmu. Dan engkau memang harus menanggungnya. Namun saat engkau melangkah keluar dari kantor, engkau dapat meletakkan tas ini di samping meja kerjamu. Tenanglah, tidak akan ada yang mengambilnya. Lagi pula semua isinya adalah tanggung jawabmu bukan? Percayalah, tak akan ada yang tertarik untuk mengambil tas ini, sehingga keesokan hari, saat engkau kembali ke kantor, pasti tas ini akan tetap ada di sana, dimana engkau meletakkannya. Dan engkau dapat mengambilnya kembali dan melanjutkan tanggung jawabmu".

Ia tersenyum menunggu jawabanku. "Benar Bapa, tapi aku tak dapat meletakkannya. Ia melekat terus di pundakku".

Ia menatapku dengan penuh kasih, lalu perlahan mengambil tas itu dari pundakku.

"Kemarilah anakKu. Di saat engkau tak dapat meletakkannya, Aku dapat membantumu untuk meletakkannya. Dan esok, Aku pun dapat membantumu untuk mengenakannya kembali."

Ia meletakkan tas hitam itu di dekat tempat tidurku. Rasanya pundakku lega sekali. Tas paling berat yang selalu menekanku telah diambil. Aku menggerak-gerakkan pundakku sambil tersenyum. "Engkau benar Bapa, rasanya enak sekali. Ringan. Besok aku akan lebih siap untuk melanjutkan pekerjaanku. Esok, pasti tas itu tidak akan terasa terlalu berat lagi".

Aku menatap wajah Bapaku yang penuh kasih. Sungguh indah senyum dan sinar mataNya. Ia menatap tas coklat di pundakku. "Lalu itu? engkau tidak ingin meletakkannya juga?"

"Bapa, aku tidak bisa. Ini adalah tanggung jawab KELUARGA. Kemanapun aku pergi aku harus membawanya."

"AnakKu, Aku sungguh bahagia karena engkau memperhatikan setiap tanggung jawab yang kuberikan padamu mengenai keluargamu. Tapi engkau pun tak boleh lupa, bahwa keluargamupun adalah milikKu. Dan aku memelihara setiap kepunyaanKu. Engkau memang harus membawa tas itu bersamamu, tapi sesekali letakkanlah, agar engkau dapat bermain dengan bebas dengan keponakanmu, bercanda dengan kakakmu, atau sekedar berbincang dan bercerita dengan orang tuamu. Rasanya belakangan ini Aku jarang melihatmu melakukannya".

Aku tertunduk malu. Ia benar. Aku membawa tas ini kemana-mana, dan kulaksanakan setiap tanggung jawab untuk keluargaku, tapi sepertinya ternyata tas ini menjadi jauh lebih berharga dari pada kehadiran keluargaku sendiri.

Sekali lagi Bapa mengambil tas dari pundakku. "Mari anakKu, letakkanlah. Di saat engkau perlu, letakkanlah. Karena engkau dapat yakin, walaupun engkau meletakkannya dan meluangkan waktu dengan keluargamu, Akulah yang akan tetap menjagamu dan keluargamu".

Dan pundakku menjadi jauh lebih lega. Kini hanya tinggal satu tas biru yang masih memberati pundakku. "Bapa, tas yang satu ini sungguh-sungguh tak dapat kuletakkan. Setiap saat setiap waktu aku harus membawanya. Karena setiap detik kehidupanku adalah pelayananku untukMu. Engkau tentu tak ingin aku meletakkannya bukan?"

"Hmm... benar juga". Aku terkejut mendengar jawabanNya. Sepertinya agak tidak sesuai harapanku. Ia telah membantuku meletakkan kedua tasku sebelumnya, dan sepertinya aku sungguh-sungguh berharap agar tas ini juga dapat kulepaskan.

"Mari coba kulihat tas itu" Ia melihat dan meraba tas biru yang masih melekat di pundakku.

"Anakku, sepertinya ada yang salah dengan tasmu ini. Kemarilah, coba lepaskan".

Ia mengambil tas biruku. "Anakku, engkau benar. Aku ingin agar engkau selalu melayaniKu dalam setiap detik kehidupanmu. Dan percayalah, itu sungguh-sungguh menyenangkan hatiKu. Tapi sepertinya tasmu ini bahannya terlalu berat, sehingga menekan pundakmu terlalu berat."

Kemudian Ia memberikan aku satu tas biru yang lain. "Ini, pakailah tas ini sebagai gantinya. Ini merupakan tas dengan bahan KASIH. Jika engkau meletakkan semua pelayananmu di dalamnya, niscaya engkau tidak akan terbebani dengan tasmu ini".

Aku menerima tas baruku dari tanganNya, lalu memindahkan semua isi tas lamaku ke dalam tas berbahan KASIH itu.

Aku mencoba mengangkatnya. Ternyata Bapaku benar. Tas itu kini terasa ringan dan sungguh nyaman di pundakku.

Aku memandangNya penuh kasih. "Terima kasih Bapa. Aku sungguh mengasihiMu. Terima kasih untuk pelajaranMu hari ini".

Pagi ini aku memulai hari dengan senyuman. Istirahatku sudah cukup. Dan aku siap untuk menghadapi tantangan hari ini. Di perjalanan, aku masih tetap bertemu orang-orang yang menyebalkan, namun tidak lagi memaki dalam hati, melainkan aku berdoa untuk mereka. Mungkin mereka juga masih selalu membawa tas mereka kemana-mana atau mereka juga mengenakan tas dengan bahan yang salah. Banyak sekali. Aku melihat ada yang membawa dua tas besar, tiga bahkan empat. Tulisannya pun bermacam-macam, ada PEKERJAAN, KELUARGA, PELAYANAN, KULIAH, SEKOLAH, BISNIS, dan masih banyak lagi.

Memang tanggung jawab adalah sesuatu yang harus kita pikul dan harus kita selesaikan. Tapi kita pun harus tetap belajar untuk menempatkan di saat mana kita harus mengangkat dan di saat mana kita harus meletakkan.

Dan aku terus belajar ...

Seseorang yang bijaksana pernah bertanya padaku, "Mana yang lebih berat, mengangkat sebuah gelas dengan satu tangan selama 1 jam penuh, atau mengangkat gelas tersebut selama 10 menit lalu meletakkannya sejenak dan mengangkatnya kembali selama 10 menit dan demikian seterusnya sampai 1 jam?"

"Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu". (Matius 11:28)

"Sebab itu, janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari". (Matius 6:34)

download__BEBAN BERAT.doc
blogerzZ Indonesia
Semoga bermanfaat..

5 Kebiasaan Orang Kaya
Penulis : Arman Syah
Rating Artikel :
Senin, 11-Oktober-2010
Meniru kebiasaan orang kaya bisa jadi menularkan cara baik untuk mengikuti jejak
mereka agar kita juga bisa jadi orang kaya. Menurut FinanciallyFit di Yahoo!,
Warren Buffett yang memiliki kekayaan US$ 47 miliar (sekitar Rp 423 triliun)
saja, tetap bisa berhemat hingga kini. Rumahnya masih rumah tua yang ia beli
tahun 1958 dengan harga US$ 31.500 (sekitar Rp 283,5 juta dengan kurs sekarang).

Nah, apa saja kebiasaan orang kaya yang membuat mereka kaya dan sukses? Berikut
top five-nya:

1.Berhemat
Dengan uang yang begitu banyak seorang billionaire bisa membeli apa saja. Namun
tak berarti tak ada yang tak mau berhemat. Warren Buffett termasuk di
antara billionaire yang mau berhemat. Nah berhemat juga menjadi kebiasaan para
billionaire lainnya.

2. Bangkit dari kegagalan
Jangan melihat para billionaire dari kondisi saat ini. Mereka tak berarti selalu
mulus dalam perjalanan hidup mereka. Cuma mereka tak pernah mengeluh jika
menghadapi masalah bahkan ketika masalah itu membuat mereka bangkrut. Mereka
cari jalan lalu berusaha bangkit dari keterpurukannya.
Steve Jobs, dipecat dari Apple, perusahaan yang didirikannya, saat usianya 30
tahun. Namun sekarang ia kembali menjadi tulang punggung Apple dengan
produk-produk andalannya yang menguasai dunia seperti i-Pad, produk Apple
terbaru yang populer. Sebelum kembali ke Apple, Steve Jobs bangkit dengan
mendirikan perusahaan media, Pixar, yang antara lain memproduksi film Finding
Nemo yang populer itu.

3. Menjaga reputasi
Orang-orang sukses bisa menjaga nama baik dan reputasinya. Ketika satu masalah
menimpanya, ia tidak akan lama dalam posisi terpuruk karena dengan bekal
reputasinya, peluang baru akan mudah ditemukan. Seperti Steve Jobs di atas,
ketika ia dikeluarkan dari Apple, ia masih bisa mendapat dukungan pendanaan dan
sebagainya dari pihak ketiga karena reputasi yang dimilikinya dan terbukti bisa
membuatnya bangkit.

4.Cerdik dalam bertindak
Para billionaire tak begitu saja mengumbar uangnya. Misalnya, memberi cuma-cuma
pada keluarga atau temannya tanpa mengetahui uang itu akan digunakan untuk apa.
Karena bisa saja uang tersebut digunakan untuk hal-hal yang tak patut atau
melanggar hukum yang suatu kali bisa menyeretnya ke pengadilan. Di antara banyak
kasus adalah dalam bentuk sumbangan politik atau masalah keluarga dan teman.
Karena itu, ketika ia merasa perlu mengatakan "tidak" ia akan mengatakan "tidak"
saat mau memberikan sesuatu.Dan uang pun tidak diberikan. Ada nasihat cerdik
untuk memudahkan masalah ini (menghilangkan rasa tidak enak) yaitu mereka (para
billionaire itu) memiliki orang yang mengatur pemberian sumbangan-sumbangan ini.
Kecerdikan juga dilakukan saat bernegosiasi dengan calon klien. Banyak orang
yang jatuh gara-gara klien atau mitra bisnisnya ternyata orang yang mudah
kompromi dengan tindakan melanggar hukum.Karena itu, para billionaire selalu
cerdik dalam melihat calon mitranya.

5. Membeli barang murah
Mungkin akan heran jika ada seorang billionaire menawar barang yang
diinginkannya begitu sengit. Tetapi banyak di antara mereka yang melakukan ini.
Menawar atau menunggu harga suatu produk jatuh merupakan cara para billionaire
berhemat. Salah satu contohnya adalah John Paulson, seorang fund manager kaya.
Ketika ia menginginkan rumah impiannya ia sampai harus menunggu rumah itu masuk
pasar lelang agar mendapatkan harga termurah. Padahal bisa saja ia langsung
membelinya ketika pertama kali tertarik membeli rumah yang ditawarkan pemiliknya
itu. Namun ia yakin suatu kali rumah itu akan masuk pasar lelang.

Ternyata para billionaire lain pun demikian. Mereka begitu menghargai nilai uang
dan tak segan bernegosiasi untuk mendapatkan harga murah kala membeli sesuatu.

FIGHT !!!

download__5 kebiasaan orang kaya.doc
Posted on Nov 21st, 2009 and filed under Great Marketer.
You can leave a response or trackback to this entry
Cintailah produk-produk dalam negeri! Kata-kata ini tak asing di telinga banyak konsumen di Indonesia. Keluar dari mulut Alim Markus, kata-kata ini cukup sakti menghantar Maspion menjadi merek yang sukses.
Alim Markus dan Maspion adalah dua nama yang tidak dapat dipisahkan. Orang mengenal nama Maspion sebagai kelompok usaha besar yang menjamah berbagai bidang usaha, mulai dari peralatan rumah tangga, elektronik, perbankan, hingga real estate. Sedangkan Alim Markus dikenal sebagai tokoh yang mampu melambungkan nama Maspion sebagai salah satu kelompok usaha yang paling bersinar di Jawa Timur.
Perkembangan Grup Maspion yang makin pesat ini memang tidak lepas dari sentuhan tangan dan kegigihan Alim Markus. Ia mengorbankan masa kecilnya dengan berkiprah di dunia bisnis mulai dari usia 15 tahun. Sebagai anak yang meninggalkan dunia pendidikan, ia diminta untuk membantu bisnis keluarganya, PT Logam Djawa, produsen peralatan rumah tangga sederhana yang terbuat dari alumunium seperti panci dan wajan.
Tak heran jika dalam usia yang cukup muda, 30 tahun, Alim Markus sudah menjabat sebagai Presdir Grup Maspion, menggantikan posisi ayahnya tahun 1980. Ketika itu, nama Logam Djawa tidak lagi terdengar karena sejak 1971 Alim beserta ayahnya mendirikan PT Maspion Plastic & Metal Manufacturing. Kini puluhan perusahaan bernaung di bawah bendera Maspion. Grup Maspion dibagi menjadi beberapa divisi, dalam setiap divisi Alim berduet dengan salah satu adiknya.
Peran paling penting dari Alim dalam pengembangan bisnis Maspion adalah penataan sistem manajemen yang dilakukannya tahun 1980-an. Alim sangat memperhatikan penataan ini, mulai dari sistemnya hingga pengadaan perangkat komputer pada tahap awal pengembangan perusahaan. Maspion juga selalu selektif dalam memilih mitra bisnis. Mereka selalu memilih mitra yang terbaik dalam bidangnya. Mereka bermitra dengan pihak luar negeri, tetapi tetap cinta produk lokal. Merupakan kebanggaan tersendiri bila Maspion bisa memproduksi produk sendiri dan tidak mengimpornya dari luar.
Maspion kini sudah besar. Itu terjadi karena strategi ekspansi yang diterapkan Alim Markus cukup mengena. Di bawah kepemimpinan Alim, Maspion terus melakukan ekspansi, baik yang masih berkaitan dengan bisnis yang kini ditangani, atau bidang usaha yang sama sekali baru. Jangan tanyakan apa bisnis inti Grup Maspion, sebab bagi Alim, core business adalah bisnis yang bisa dikuasai.
Arman syah (dari berbagai sumber)

download__Alim Markus.doc

@jerukeriput. Powered by Blogger.
blogwalking.. Selamat datang di blog saya.